Setiap tahun warga dunia selalu
memperingati pekan ASI yang diadakan setiap minggu pertama (tanggal 1-7)
bulan Agustus. Momentum tersebut adalah upaya yang dilakukan organisasi
kesehatan atau WHO dan UNICEF untuk mendukung ibu menyusui di seluruh
dunia.
Tahun 2019 ini, slogan yang diusung adalah “Bekerja Bersama Untuk
Keberlangsungan Pemberian ASI” yang menekankan dukungan berbagai pihak
untuk mencapai kesuksesan ketika sedang menjalani masa menyusui. Karena keberhasilan akan terwujud jika adanya dukungan dari banyak
pihak seperti pemerintah, lingkungan kerja, keluarga hingga peran suami
yang terus mempertahankan pemberikan ASI selama dua tahun untuk Si
kecil.
Pekan tersebut menjadi penting karena berkaca pada kasus yang cukup
menggegerkan Januari lalu, dimana adanya bayi berumur empat bulan yang
harus menghembuskan napas teakhirnya akibat diberikan nasi oleh Sang
ibu. Fenomena tersebut menunjukan jika masih ada masyarakat yang belum
menyadari betul jika ASI adalah satu-satunya sumber makanan bagi anak
hingga umur enam bulan sebelum ditambah dengan MPASI.
Rendahnya pengetahuan ibu juga disebabkan karena pendidikan yang
kurang memadai. Karena keterbatasan tersebut yang menjadikan ibu gagal
menyaring berbagai informasi yang diterima. Terlebih gencarnya iklan
susu formula membuat para ibu berpikiran jika susu tersebut bisa
menggantikan ASI.
Sehingga adanya pekan ASI membuat masyarakat dari hulu ke hilir untuk
sama-sama bisa memberi dukungan terhadap ibu menyusui, selain bisa
membuat bayi tumbuh dan berkembang dengan baik, pemberian ASI juga
menguntungkan ibu dari sisi psikologi dimana terbangunnya kedekatan jiwa
antara sang ibu dan sang anak.